7 Temuan Ular Berkaki

Kisah tentang ular berkaki banyak beredar di masyarakat maupun di media massa. Benar atau tidaknya tentu kita sendiri yang menilainya, apa layak untuk dipercaya atau tidak. Berita tentang ular berkaki ini bagi masyarakat di perkampungan sering dikaitkan dengan cerita keramat, sakral dan hal-hal gaib.
Tetapi ternyata setelah diteliti ternyata fenomena ular berkaki ini bukanlah hal yang aneh dan luarbiasa bahkan keramat karena ternyata ular berkaki memang ada dan sudah lama ditemukan tetapi sebagian hanyalah seekor kadal yang menyerupai bentuk seekor ular.
Seandainya pun kalau ini memang benar-benar ular yang memiliki kaki, itu adalah hal biasa saja, karena dalam kehidupan binatang sering mengalami evolusi dan mengalami perubahan bentuk tubuh menyesuaikan dengan keadaan alam sekitarnya.

Ciri-ciri perbedaan kadal dengan ular :
· kelopak mata kadal bergerak dan ular tidak,
· lidah kadal tidak bercabang, sedangkan ular bercabang (kecuali kadal monitor dan komodo)
· telinga kadal membuka, sedangkan ular tidak membuka.

Berikut kita lihat beberapa informasi tentang ular berkaki, silahkan nilai sendiri apakah informasi ini benar atau tidak.

1. Verreaux’s Skink (Anomalopus verreauxii - Duméril & Duméril, 1851)
Nama lain : Three Clawed Worm Skink

ular berkaki di Austalia
Sekilas postur tubuh menyerupai ular dalam penampilan tubuh panjang, tapi memiliki kaki yang lemah. Warna tubuh agak kecoklatan abu-abu dengan band krem-kuning di pangkal kepala. Band ini menonjol pada usia muda dan aka memudar pada usia dewasa. Panjang tubuh sekitar 18,5 cm.

Menyukai habitat lembab seperti hutan sclerophyll basah, batas hutan hujan, semak pohon anggur dan semak-semak. Toleran terhadap gangguan habitat, di tumpukan kompos dan kebun di pinggiran kota, dan di padang terbuka.
Memakan serangga yang hidup di tanah
Penyebaran di pinggiran kota Brisbane, Australia.

sumber: reptilesdownunder

2. Ular Berkaki Dua
Badannya menyerupai ular tetapi memiliki dua kaki. Binatang yang menyerupai ular ini diberi nama lokal Ajolotes dan berasal dari Mexico. Hidup di dalam tanah. Kaki depan digunakan untuk menggali tanah. Oleh para ilmuwan binatang ini diberi nama ilmiah sebagai species Bipes canaliculatus. Ditemukan pada tahun 1789 di Mexico oleh Bonnaterre.

ular beraki di Mexico, tahun 1789
Ajolotes ini adalah keluarga amphisbaenians. Mereka hanya ditemukan di Meksiko. Ajolotes adalah karnivora, reptil menggali, tetapi tidak seperti spesies lain dari amphisbaenian, mereka memiliki dua forelimbs gemuk ditempatkan jauh ke depan pada tubuh. Sekop-seperti anggota tubuh yang digunakan untuk mengikis menggali tanah.
Bipes canaliculatus atau ajolotes ini mempunyai sepupu yang juga ditemukan di Mexico, yaitu Bipes tridactylus yang ditemukan oleh Duges pada tahun 1894.
Dari nama yang diberikan kepada binatang ini Four-toed Worm Lizard, dipastikan bahwa binatang ini bukanlah ular tetapi masih dalam kelompok keluarga kadal.

sumber:
- reptile-database.reptarium
- eol
wikipedia



3. Ular Berkaki di China

ular berkaki di China
Ular ini ditemukan seorang penduduk China bernama Dean Qiongxiu, 66 tahun.
Tubuh sepanjang 16 Inches dan mempunyai kaki jari-jari yang ukurannnya kecil. Sekarang ular ini sedang diteliti di Laboratorium China’s West Normal University di Nanchang.

Long Shuai, seorang pakar ular berkata: “Hal ini sangat mengejutkan, namun kami tidak tahu penyebab keanehan pada ular ini sebelum kami melakukan autopsi.”
Biasanya mutasi genetik terjadi pada ular adalah tumbuhnya dua kepala yang muncul dengan proses yang sama seperti halnya bayi kembar siam pada manusia.

Apakah ular seperti ini memang memiliki spesies tersendiri, ataukah ular yang mengalami mutasi genetik, atau bahkan telah melalui sebuah evousi sehingga memiliki kaki dan jari.
Sayangnya belum ada penelitian lebih lanjut mengenai ular ini, mengenai spesies dan apakah ini ular atau hanya seekor kadal.

sumber:
- Telegraph
- okebanget


4. Ular Berkaki Empat di Gowa
ular berkaki empat di Gowa, Sulawesi Selatan
Gowa, Sulawesi Selatan ternyata juga ditemukan seekor ular berkaki empat. Fenomena ini sangat mengejutkan bagi peneliti ular. Hal ini semakin meyakinkan kita bahwa ular berkaki memang ada. Bukanlah suatu kelainan genetik, tetapi memang satu spesies tersendiri bagi jenis ular ini.

sumber:
- antara










5. Ular Berkaki Terekam Dalam Fosil
Sebuah fosil yang ditemukan di Lebanon sangat benilai ilmiah tinggi karena dengan jelas menggambarkan seekor ular berkaki. Fosil seperti ini, diyakini sebagian ilmuwan sebagai peralihan antara reptil purba dan ular sebagai reptil tak berkaki, ini hanya ada beberapa di dunia.
Hewan yang terekam dari fosil tersebut memiliki tubuh sekitar 85 centimeter. Para ilmuwan memberinya nama spesies Eupodophis descouensi. Hewan ini diperkirakan hidup di Zaman Cretaceous, sekitar 92 juta tahun lalu. Fosil yang ditemukan di daerah al Nammoura, Lebanon tahun 2000 itu tidak dalam kondisi utuh. Sebagian ruas tulang belakangnya telah hilang. Bagian ekornya juga sudah terpisah dan berada di dekat kepalanya.
Bukti-bukti fosil tertua yang ditemukan sejauh ini memperkirakan bahwa ular mulai berkembang sekitar 150 juta tahun lalu. Namun, bagaimana proses perkembangannya, setidaknya ada dua teori yang masih diperdebatkan. Sebagian ilmuwan berpendapat ular berkembang dari reptil darat dan mulai beradaptasi setelah menjelajahi perairan. Pendapat lainnya, ular memang berkembang dari reptil air.

fosil ular berkaki di Lebanon
Menurut Houssaye, “Struktur tulang kaki yang tersimpan rapi di dalam batu ini serupa dengan struktur tulang milik kadal darat”. “Meski demikian, satu penelitian saja tidak akan bisa memastikan apakah ular ini punya nenek moyang hewan air atau hewan darat,” ucapnya.
Ilmuwan yang percaya ular berkembang dari reptil berkaki mengutarakan argumennya dengan karakteristik ular primitif yang masih hidup sampai sekarang. Ular boa dan phyton, misalnya, memiliki sepasang struktur tulang di dekat ujung ekornya yang diperkirakan sebagai sisa kaki yang tidak lagi berkembang.

sumber:
- kompas
- vivanews


6. Ular Berkaki Empat di Solo
Suranto (52) warga kampung Sowijayan, Solo menemukan seekor ular yang berkaki empat pada 5 Juni 2011 lalu.

ular berkaki empat di Solo, Jawa Tengah
Ular Berkaki Empat itu berukuran sebesar jari kelingking remaja dengan panjang sekitar 15 cm. Menurut Suranto, saat ular tersebut ditangkap, warnanya masih kecoklatan. Namun, kini sudah mulai menghitam dan bersisik. Kaki ular tersebut juga sangat kecil, layaknya kaki hewan melata. Dua berada di depan, dan dua lainnya berada di belakang.

Ular itu ditempatkan pada sebuah toples yang berisi air. Menurut Suranto, hewan itu diberi makan berupa kroto. “Selain kroto, saya juga memberi rayap,” imbuhnya.

Ular yang ditemukan di Solo ini mirip secara fisik dengan ular berkaki 4 yang ditemukan di Gowa, Sulsel. Sayangnya tidak adanya kelanjutan penelitian tentang ular ini, sehingga belum dapat dipastikan keberadaan ular ini akibat terjadnya kelainan genetik, atau memang memiliki spesies tersendiri.

sumber:
- newsviva


7. Ular Berkaki Empat di Malaysia
Ular berkaki yang mirip dengan penemuan ular berkaki di Gowa dan Solo, juga ditemukan di Malaysia.

ular berkaki empat di Malaysia
Tetapi di Malaysia sendiri menjadi perdebatan karena sebagian menyangkal ini adalah ular, mereka mengatakan bahwa ini adalah sejenis mengkarung atau di indonesia bagian barat tepatnya di daerah Sumatra sering disebut sebagai kadal bingkarung, hanya saja kadal bingkarung kebanyakan yang di sumatra berwarna coklat dan hijau.
Mana yang benar ? silahkan nilai sendiri sesuai dengan penilaian masing-masing.

ular berkaki empat di Malaysia

sumber:
- selangor2u












more...

Kopi (Coffee)

Anda penikmat kopi ?
Ada baiknya apabila ada sebagai penikmat kopi untuk mengetahui apa-apa saja jenis kopi yang ada di dunia ini. Beberapa kopi yang beredar telah mengalami percampuran antara satu jenis kopi dengan kopi dari jenis lain. Tetapi semua itu dilakukan demi mendapatkan aroma dan kenikmatan yang berbeda dari rasa kopi itu sendiri.

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.[rujukan?] Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler). Sumber id.wikipedia.org.

Di Indonesia dikenal dua jenis kopi yaitu kopi Arabica dan kopi Robusta. Kedua jenis kopi ini menguasai pasaran kopi dunia. Tetapi sebenarnya terdapat kopi dari jenis lain yang belum sepopuler kedua jenis kopi tersebut tadi.

Kopi terdiri lebih dari 90 species kopi. Dari seluruh spesies kopi hanya 25 yang paling komersial untuk buah, dan hanya 4 spesies yang memiliki posisi terkemuka dalam perdagangan biji kopi, yaitu kopi arabica, kopi robusta, kopi liberica dan kopi excelsa.
Berikut akan kita paparkan jenis-jenis kopi tersebut, tetapi terlebih dahulu kita mengenal dulu mengenai kopi Arabica dan kopi Robusta.

1. Kopi Arabica (Coffea arabica)
Kopi jenis ini pertamakali ditemukan di Afrika sebelum kopi jenis lain ditemukan. Kopi Arabica dikembangkan di daratan Eropa dan akhirnya ke seluruh dunia. Di Indonesia sendiri pada pertengahan abad 17 kopi Arabica ditanam dan dikembangkan di Indonesia oleh Belanda.
Kopi Arabica hanya di tanam pada ketinggian 700 - 1800 m dpl pada suhu 16 - 20 derajat celcius untuk mendapatkan kualitas terbaiknya. Kandungan kafein kopi Arabica lebih rendah dari kopi jenis lain, tetapi mempunyai aroma yang lebih kuat. Menurut beberapa penikmat kopi, kopi Arabica memiliki rasa yang lebih nikmat dari kopi Robusta ataupun kopi-kopi dari jenis lain. Kopi ini memiliki sedikit rasa asam yang menjadi ciri khas kopi Arabica.
Pohon kopi Arabica tumbuh mencapai tinggi 4 meter. Buah kopi yang sudah matang akan jatuh ke tanah dan dapat menyerap bau-bau tanah, sehingga harus cepat dipetik sebelum jatuh ke tanah karena dapat merubah rasa dan kenikmatan dari kopi Arabica ini. Buah kopi ini memerlukan waktu enam sampai sembilan bulan untuk menjadi biji yang matang. Pohon kopi ini berbuah sekali setahun. Daya tahan terhadap penyakit HV agak kurang.
Kopi Arabika juga bisa diproses dengan metode basah yang memakan biaya lebih tinggi dibandingkan proses dengan metode kering.
Kopi Arabica menguasai 70 % pasaran kopi dunia.
Negara penghasil kopi Arabica adalah Brazil, Kolombia, Peru, Venezuela, Paraguay, Bolivia, Costa Rica, Nicaragua, Puerto Rico, Hawaii, Yaman, Papua Nugini, Kenya, Zambia, Zimbabwe, Ethiopia Tanzania dan Indonesia.

2. Kopi Robusta (Coffea canephora)
Kopi Robusta juga ditemukan di Afrika, tepatnya di Kongo pada tahun 1870. Kopi Robusta dapat ditanam di dataran rendah 200 meter dpl sampai dataran tinggi 2000 meter dpl. Tanaman kopi Robusta ini lebih tahan terhadap penyakit dan buah juga tidak jatuh ke tanah, sehingga dapat dipanen kapan saja. Pohonnya sendiri dapat tumbuh mencapai tinggi 10 meter.
Kadar kafein kopi Robusta adalah tertinggi dibanding kopi Arabica maupun kopi jenis lain. Kopi ini mempunyai aroma seperti coklat apabila disajikan dengan air yang benar-benar mendidih. Belakangan ini kopi Robusta sering dikombinasikan dengan kopi Arabica untuk mendapatkan aroma yang lebih kuat dan rasa yang lebih bervariasi.
Kopi Robusta menguasai 27 % pasaran kopi dunia.
Negara penghasil kopi Robusta adalah Kongo, Kamerun, Srilanka, Madagacar, Angola, Nigeria, Uganda, Vietnam dan Indonesia.

3. Kopi Liberica (Coffea liberica)
Kopi Liberika ini ditemukan di hutan Liberia dan Pantai Gading.
Kopi ini mempunyai ukuran pohon yang lebih besar dari kopi Robusta. Memiliki buah dua kali lipat dari Arabica. Ini adalah tanaman yang membutuhkan suhu tinggi dan air berlimpah. Karena karakteristik ini, Liberica Coffea dipilih sebagai graft-holder.
Tanamannya sendiri lebih tahan terhadap penyakit yang umum menyerang pohon kopi. Produksi buah sepanjang tahun dan tumbuh dengan baik apabila di tanam di dataran rendah.
Beberapa varietas kopi Liberika yang ada di Indonesia adalah Durvei dan Ardoniana.

4. Kopi Ekselsa (Coffea excelsa)
Kopi ini ditemukan pada tahun 1904. Dikembangkan karena lebih tahan terhadap penyakit yang umum menyerang tanaman kopi.
Jenis ini dibudidayakan di dataran rendah yang basah, yaitu daerah yang tidak sesuai untuk kopi jenis lain seperti Arabica dan Robusta. Ciri khas kopi ini antara lain memiliki cabang primer yang bisa bertahan lama dan berbunga pada batang yang tua. Batangnya kekar dan memerlukan jarak tanam yang relatif kecil dan tidak beragam, seperti kopi Liberica.
Memiliki hasil buah dan biji yang tinggi dan memberikan kopi dengan aroma menyenangkan, mirip dengan salah satu dari Coffea arabica. Kopi ini memiliki harga yang lebih tinggi daripada kopi Robusta.

5. Kopi Racemosa (Coffea racemosa) - Inhambane coffee and Mozambique coffee
Sinonim dengan kopi ini adalah Coffea mozambicana DC. and Coffea swynnertonii S. Moore.
Kopi ini ditemukan di Zimbabwe.
Tumbuh baik pada ketinggian diatas 1000 m dpl. Berbunga pada awal september sampai bulan februari. Kopi memiliki sedikit kandungan kafein tetapi mempunyai aroma yang kuat.

6. Kopi Sierra Leone (Coffea Stenophylla)
Kopi ini dibudidayakan di Guinea, Sierra Leone dan Pantai Gading, tahan terhadap kekeringan. Bau atau aroma kopi ini menyerupai bau-bauan teh.

7. Coffea Mauritiana
Kopi yang ditemukan di Mauritian ini adalah sebuah rasa kopi yang pahit akan diperoleh dari Coffea ini.

8. Coffea Congencis
Datang dari bank Kongo, menghasilkan kopi berkualitas baik tetapi pertumbuhan daun dan buah sangat tidak produktif.

9. Coffea Dewevrei
Kopi ini berasal dari hutan Kongo Belgia.

10 Coffea Neo-Arnoldiana
Juga ditemukan di Kongo, memiliki hasil buah yang tinggi.

11. Coffea Abeokutoe
Dibudidayakan di Pantai Gading, buah dan rasa mirip dengan Coffea arabica.

12. Coffea Dybowskii
Kopi ini adalah kelompok Eucoffea antar-daerah tropis Afrika.

-------------------------------------------------------------------
Klasifikasi:

Kingdom      :    Plantae
(unranked)    :    Angiosperms
Phylum        :    Spermatophyta
(unranked)    :    Eudicots
Class           :    Angiosperma
(unranked)    :    Asterids
Order           :    Gentianales
Family         :    Rubiaceae
Subfamily    :    Ixoroideae
Tribe           :    Coffeeae
Genus         :    Coffea


Beberapa species kopi :
- Coffea arabica - Arabica Coffee
- Coffea benghalensis - Bengal coffee
- Coffea bonnieri
- Coffea canephora - Robusta coffee
- Coffea congensis - Congo coffee
- Coffea dewevrei
- Coffea excelsa - Excelsa coffee
- Coffea gallienii
- Coffea liberica - Liberian coffee
- Coffea magnistipula
- Coffea mauritiana - Café marron
- Coffea mogeneti
- Coffea stenophylla - Sierra Leonian coffee
- Coffea racemosa

Species baru kopi yang ditemukan pada tahun 2008 oleh Kew, peneliti dari Royal Botanic Gardens di pegunungan Madagascar adalah :
- Coffea ambongensis,
- Coffea boinensis,
- Coffea labatii,
- Coffea pterocarpa,
- Coffea bissetiae
- Coffea namorokensis

dan pada tahun 2009, Kew juga menemukan lagi 2 species kopi baru, yaitu :
- Coffea anthonyi
- Coffea charrieriana - Cameroonian coffee, kopi ini ditemukan di Kamerun. Pertama kali dari Kamerun ditemukan kopi yang bebas kafein. Nama charrieriana diberikan kepada spesies kopi ini untuk menghormati seorang Profesor A. Charrier, yang berhasil melakukan penelitian kopi, pemuliaan dan misi mengumpulkan di IRD selama 30 tahun terakhir pada abad ke-20.

Selain species-species kopi di atas, masih banyak terdapat varietas kopi dari arabica dan kopi robusta, yang pastinya punya rasa yang berbeda-beda, sesuai dengan kondisi alam, proses dan pengembangannya masing-masing.


sumber:
- http://www.zimbabweflora.co.zw/index.php
- wikipedia
- http://www.caffe.it/en/caffe.php
more...

7 Ular Paling Berbahaya Bagi Manusia

Dari sekian banyak species ular terdapat 7 ekor ular yang paling berbahaya. Sebenarnya banyak ular yang sangat berbahaya apabila dilihat dari kuatnya bisa/racun yang dimilikinya, tetapi tidak terlalu berbahaya bagi manusia dikarenakan frekwensinya pertemuannya dengan manusia sangat jarang, sehingga bisa dikatakan tidak berbahaya. Seperti ular laut yang 1 ml gram bisa/racunnya dapat membunuh 100 orang dewasa dalam hitungan detik tetapi ular laut bisa dikatakan tidak pernah menyerang walaupun berpapasan dengan manusia.
Beberapa ular beracun biasanya terlebih dahulu memberikan semacam gerakan menggertak ataupun mengeluarkan suara desis sebagai peringatan, sehingga manusia dapat mengetahui keberadaannya.

Di sini kita melihat dari sisi banyaknya korban yang disebabkan oleh gigitan ular.
Mari kita lihat uraian berikut ini.

Peringkat ke 7,  Python
Ular Python ini tidak mempunyai bisa/racun yang dapat membahayakan manusia, tetapi yang sangat ditakuti oleh manusia ialah lilitannya yang sangat kuat, dapat menghentikan aliran darah pada bagian tubuh yang dililitnya. Sehingga sang korban akan mati lemas.
Ular ini jarang menyerang manusia, kecuali terhadap hewan ternak seperti ayam, anjing dan anak kambing.
Ukuran tubuh ular Python ini dapat mencapai 5 meter. Di kebun binatang Amerika ular Python ini mencapai 7,3 meter. Konon di Thailand ular Python sepanjang 15 meter pernah ditemukan.
Korban manusia yang diakibatkan oleh ular Python ini sebanyak 2 orang per tahun



Peringkat 6,  King Cobra
Ular ini mempunyai bisa yang berbahaya bagi manusia, kemampuan bisanya dapat membunuh manusia dalam waktu kurang dari setengah jam apabila tidak mendapat perawatan. Bisa/racun ular King Cobra ini menghambat peredaran darah menuju jantung dan paru-paru, kelumpuhan neurotoksisitas dan pernafasan, sehingga jantung dan paru-paru si korban akan berhenti, dan mengakibatkan kematian dalam waktu kurang dari 30 menit.
Panjang tubuh ular King Cobra ini dapat mencapai 3,5 meter.
Pertumbuhan ular ini dapat mencapai 4,5 meter.
Ular ini cenderung pemalu dan tidak akan menyerang manusia, kecuali dalam keadaan terdesak karena merasa terancam atau mendapat gangguan.
Korban manusia yang disebabkan oleh King Cobra ini mencapai 5 orang per tahun.


Peringkat 5,  Spitting Cobra (Kobra Peludah)
Bisa/racun ular Spitting Cobra ini sama seperti King Cobra, hanya Spitting Cobra ini mempunyai kemampuan menyemprotkan bisa melalui hembusan yang berasal dari kerongkongannya.
Bisa/ Racun ular ini tidak berbahaya apabila mengenai mata, hanya menyebabkan kebutaan sementara, dan tidak akan berpengaruh apa-apa apabila mengenai kulit atau mulut kita.
Panjang tubuh ular Spitting Cobra ini dapat mencapai 3 meter.
Tetapi apabila racun ular ini masuk ke aliran darah melalui gigitannya, dapat menyebabkan kelumpuhan neurotoksisitas dan pernafasan sehingga menyebabkan kematian dalam jangka waktu kuran dari setengah jam.
Ular ini mempunyai tingkat emosi yang sedang, baru menggigit manusia apabila merasa terancam atau mendapat gangguan.
Korban manusia yang disebabkan oleh ular ini antara 5 - 10 orang per tahun.


Peringkat 4,  Inland Taipan (Oxyuranus microlepidotus), Australia
Ular ini sering ditemukan di bagian utara Australia dan bagian selatan Papua Nugini. Kerabat dari Inland Taipan adalah dari species Oxyuranus scutellatus, juga ditemukan di Australia.
Inland Taipan ini termasuk ular yang pemalu, cenderung melarikan diri apabila bertemu dengan manusia. Kendati begitu bisa/racun ular ini tergolong sangat berbahaya. Bisa/racun ular membuat aliran darah pada tubuh manusia terjadi penggumpalan dan darah membeku. Dalam waktu kurang dari 15 menit maka sang korban akan meninggal.
Panjang tubuh ular ini biasanya hanya 1 - 1,5 meter, dan warna tubuh berwarna coklat tua.
Korban manusia yang disebabkan oleh ular Inland Taipan, tidak banyak karena ular ini hidup di gurun-gurun Australia sehingga jarang berpapasan dengan manusia, dan korbannya mencapai 15 - 20 orang per tahun.


Peringkat 3,  Russel's Viper (India, Sri Lanka)
Ular ini termasuk ular yang ditakuti oleh masyarakat yang tinggal di Amerika Latin, seperti Chile, Venezuela dan lain-lain.
Ular ini sering bersembunyi di bawah tumpukan barang di gudang-gudang milik penduduk, sehingga kehadirannya sering tidak disangka-sangka, secara tiba-tiba bisa mengggigit dan memasukkan bisa/racunnya ke dalam tubuh manusia.
Akibat yang ditimbulkan oleh gigitan dari bisa/racun ular ini sangat mengerikan karena dapat merusak jaringan sel pada tubuh kita. Di sekitar bagian tubuh yang terkena gigitan ular ini akan rusak dan menghitam serta seperti daging yang hancur dan membusuk.
Ular ini termasuk ular yang pemarah dan dapat menyerang manusia apabila jarak antara ular dan manusia cukup dekat.
Panjang ular ini berkisar antara 1 meter saja.
Korban manusia yang disebabkan oleh ular ini dapat mencapai 50 orang per tahun. Jadi ular ini layak untuk diwaspadai kehadirannya.


Peringkat 2,  Fer de Lance (Amerika Latin)
Ular ini termasuk jenis Viper sama dengan Russel's Viper, dan bisa/racunnya juga sama berbahayanya.
Ular ini dapat menyerang manusia, karena mempunyai sifat lebih pemarah dibanding Russel's Viper.
Panjang tubuh ular ini juga berkisar di antara 1 meter.
Korban manusia yang diakibatkan oleh ular ini dapat mencapai 75 - 100 orang per tahun.



Peringkat 1,  Black Mamba (Dendroaspis polylepis), Afrika
Ular ini memenuhi berbagai syarat sebagai peraih peringkat pertama ular paling berbahaya di dunia. Bisa/racunnya yang sangat berbahaya, hanya dalam waktu singkat 15 menit tanpa pertolongan maka si korban akan meninggal. Ular ini dapat menggigit/mematuk korbannya berkali-kali sebelum si korban menyadari apa yang terjadi pada dirinya. Selain itu ular ini mampu berlari 19 km/jam, bayangkan kemampuan manusia yang hanya sanggup berlari 10 - 12 km/jam. Maka akan dengan mudahnya Black Mamba ini dapat menyergap manusia. Ular Black Mamba ini juga mempunyai karakter sangat pemarah, sehingga apabila berpapasan dengan manusia sering bereaksi dengan menunjukkan sifat agresifnya.
Panjang ular ini dapat mencapai 1,5 meter.
Ciri-ciri lain dari ular ini adalah bagian dalam mulutnya yang berwarna hitam gelap, dan itulah sebabnya ular ini dijuluki sebagai Black Mamba.
Korban manusia yang diakibatkan oleh ular Black Mamba ini dapat mencapai lebih dari 100 orang per tahun.




Sumber :
- Nat Geo TV Channel
- National Geographic
- JSTOR


more...
« »
« »
« »